Yahh.. judulnya mungkin sedikit provokatif, tapi memang demikian adanya, hari ini saya baca e-mail dari milis kampus, tak usah disebutlah namanya. Intinya, ada banyak orang yang percaya bahwa mempelajari(baca: mengerti) bahasa pemrograman adalah salah.
jujur saja, saya kurang setuju dengan cara pandang yang demikian itu dilihat dari beberapa poin(saya berusaha se-objective mungkin), pertama, bahasa pemrograman adalaha alat yang digunakan untuk memprogram atau membuat daftar instruksi spesifik dimana antar bahasa memiliki ke-khasan masing2, bila tesis “belajar bahasa pemrograman salah” maka bagaimana kita dapat membuat suatu set instruksi yang spesifik(agar fitur dari bahasa pemrograman tersebut dapat digunakan) bila tidak mengerti(belajar) bahasa pemrograman tersebut secara spesifik, hasil keluaran dari set instruksi bisa jadi benar, tapi masalah efisiensi dan efektifitas serta fungsionalitas apakah bisa disamakan dengan set instruksi khusus(language specific)? saya rasa tidak.
kedua, bila tesisnya adalah “belajar algoritma dan bukan bahasa pemrograman” maka saya rasa anti-tesisnya adalah bagaimana mungkin mengimplementasikan algoritma yang spesifik tanpa pengetahuan yang spesifik pula akan bahasa pemrograman? anda bisa saja menulis stream input langsung ke suatu file dalam bahasa pemrograman apapun dengan algoritma apapun yang anda suka, tapi tidakkah anda tahu, bahwa setiap bahasa pemrograman memiliki fungsi penulisan stream input khusus yang telah menerapkan algoritma khusus pula yang sangat boleh jadi anda belum mengetahuinya? mengapa perlu ada cout dalam C++ bila printf sudah mencukupi untuk menulis? apa karena hanya masalah style? bila anda berkata “ya”, maka saya sarankan anda buka kembali manual C++ anda.
atau .. ada juga yang meng-analogikan motor sebagai bahasa pemrograman, maka yang menjadi perbedaan hanyalah masalah selera atas teknologi yang dipakai, desain .. yang penting tau teknik naik motor, begitu kata sebagian orang, tapi dan sekali lagi tapi, karena ini dalam konteks masalah penguasaan IT, mengapa kita hanya “tau teknik naik motor” saja, mengapa hanya “bisa” saja, kok gak sekalian jadi virtuoso? ahli, jago balapan klo menggunakan analogi belajar motor, toh Valentino Rossi, The Doctor-pun, yang notabene jagoan balap motor, masih harus belajar mengenali setiap motor yang jadi tunggangannya (ehh .. omong2 si rossi baru belajar naik motor ya )
klo hanya bisa, sayapun bisa semua .. bisa mimpi .. hahahahahahah ….. maksud saya, janganlah terlalu mendewakan bahasa pemrograman,tapi juga jangan meremehkannya
salam ..
Popularity: 4% [?]
July 17th, 2007 at 5:38 pm
Klo lihat percakapan yg mengarah ke situ (Informatika kekurangan dosen Teknis?), jadi susah njawabnya. But let me clearups few thing. I do know pascal [continued to Delphi], I don’t know C and its derivatives [sorry Mr. WP, its a very hard one for me ], and I know PHP very well [Thanks for Mas Didik ]. Next, everything I gather now is a hard one learning by doing and try to understand it not mere by doing it but also by reading all the materials on the book that I can get hold of [mostly illegal one, acquired via ebooks sharing on the net].
So, what the point is ? For me, a hardworker on IT (kuli IT ), semua adalah valid, apakah itu teori (algoritma, struktur data, automata, OOD, dll) ataupun bahasa pemrograman (PHP mostly for now). Bagi yg mau jadi dosen, banyak teori dan sedikit praktek udah cukup (toh yg repot soal praktek kan asisten ). Bagi yg masih bingung, just go with the flow, until the fate hit you very hard with the reality of the world :)) .
Buat yg bikin thread (Jangan belajar bahasa pemrograman), you have the mind of teacher but work with a hand of hardworker [NO, I DON’T INSULT YOU, it’s just a fact that I see. Wether you were a rare man in the world or else I don’t know. Just keep up the good work man ].
Buat Mas rizal-nya, you’re very right, but at one point only. See the big picture and you’ll see that the whole world is a beautiful one :).
Peace for you all.